SULTAN GROUND — Keraton Yogyakarta baru saja menggelar pameran perdana bertajuk “Tales of the Land We Live In”, sebuah eksplorasi tentang perjalanan Tanah Kasultanan atau Sultanaatgrond. Pameran ini digelar di Sasana Hinggil Dwi Abad bekerja sama dengan Paniradya Kaistimewan, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (DPTR), serta sejumlah pihak terkait. Melalui pameran ini, pengunjung diajak untuk memahami perjalanan panjang Tanah Kasultanan, dari masa Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792) hingga menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tidak hanya mengulas sejarah, pameran ini juga mengedepankan nilai kebermanfaatan Tanah Kasultanan bagi masyarakat. Gusti Kanjeng Ratu Condrokirono, dalam sambutannya, menekankan pentingnya tata kelola tanah yang tepat untuk memastikan kepastian hukum bagi penggunaannya. Hal ini relevan dengan Undang-Undang Keistimewaan Nomor 13 Tahun 2012, khususnya pada pasal yang mengatur kewenangan pengelolaan pertanahan dan tata ruang di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Kita perlu mengingat kembali asal-usul Tanah Kasultanan dan memastikan tata kelolanya berjalan dengan baik,” ujar Condrokirono dalam sambutannya.
Transparansi Pengelolaan
Pameran ini menampilkan informasi komprehensif tentang pemanfaatan Tanah Kasultanan untuk berbagai fasilitas umum di DIY, seperti pasar, objek wisata, museum, sekolah, hingga rumah sakit. Pengunjung juga disuguhi penjelasan transparan terkait proses perhitungan pisungsun serta prosedur permohonan dan pemanfaatan tanah tersebut. Hal ini mencerminkan upaya Keraton untuk membuka akses informasi kepada masyarakat luas.
Selain itu, pameran ini menyoroti tantangan dalam pengelolaan tanah sebagai bagian integral dari kehidupan masyarakat. Dalam konteks ini, edukasi publik mengenai sejarah dan regulasi terkait menjadi elemen penting untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat.
Selama penyelenggaraan pameran yang berlangsung dari 14-16 November 2024, Keraton juga melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal. Gusti Kanjeng Ratu Condrokirono bersama Gusti Kanjeng Ratu Maduretno turut mengunjungi berbagai stan UMKM yang hadir, memperlihatkan dukungan nyata terhadap pengembangan ekonomi lokal.
Pameran ini terselenggara berkat kolaborasi dengan berbagai instansi, termasuk Diskominfo, Dinas Koperasi dan UMKM, Biro Humas dan Protokol DIY, serta Satpol PP. Sinergi ini menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga dan memanfaatkan Tanah Kasultanan untuk kepentingan masyarakat.
“Tales of the Land We Live In” bukan hanya sekadar pameran, melainkan sebuah cerminan perjalanan sejarah dan upaya mewujudkan tata kelola tanah yang bermanfaat. Dengan mengenal lebih jauh tentang Tanah Kasultanan, masyarakat diharapkan mampu menghargai nilai sejarah dan berperan aktif dalam menjaga keberlanjutannya. Ini menjadi langkah penting untuk memastikan Tanah Kasultanan tetap menjadi aset berharga bagi Daerah Istimewa Yogyakarta di masa depan. (*/)