Menu

Mode Gelap

Bisnis · 20 Nov 2024 WIB

Potensi Kipas dan Topi Batik Kasongan Makin Berkilau


 Topi Batik Khas Kasongan. ( sumber : bantulkab.go.id ) Perbesar

Topi Batik Khas Kasongan. ( sumber : bantulkab.go.id )

KIPAS BATIK — Desa Kasongan di Kalurahan Bangunjiwo, Bantul, dikenal sebagai pusat kerajinan gerabah yang telah merambah pasar internasional. Namun, selain gerabah, desa ini juga menyimpan potensi lain berupa kerajinan kipas dan topi lipat batik yang menarik perhatian, salah satunya melalui usaha Kipas Indah yang dirintis oleh pasangan Mursiyah dan Ponimin sejak 1991.

Berawal dari pengalaman bekerja di industri serupa milik kerabat, Ponimin dan istrinya memutuskan untuk memulai usaha sendiri. Awalnya, mereka hanya memproduksi kipas, tetapi kemudian mengembangkan produk topi lipat batik. Keunikan usaha mereka semakin dikenal setelah seorang pelanggan asal Prancis membawa contoh topi lipat yang kemudian dikembangkan oleh pasangan ini hingga menjadi salah satu produk unggulan.

Bahan baku utama yang digunakan adalah bambu wulung, dipilih karena kelebihannya dibandingkan jenis bambu lain. Bambu wulung lebih tahan terhadap lengkungan, tidak mudah kembali ke bentuk semula, dan memiliki sifat antijamur yang membuatnya lebih awet. Pasokan bambu ini mereka dapatkan dari daerah Purworejo, Jawa Tengah.

Dalam sehari, usaha Kipas Indah mampu memproduksi sekitar 100 kipas atau topi dengan berbagai ukuran, mulai dari 19 cm hingga 28 cm. Setiap ukuran memiliki jumlah jari-jari yang berbeda, menambah variasi pilihan bagi pelanggan. Untuk memenuhi permintaan, pasangan ini dibantu oleh enam karyawan yang bertugas di berbagai proses produksi, seperti pembuatan jari-jari, poros tangkai, pengeleman, hingga penyablonan kain.

Produk mereka dijual dengan harga terjangkau, mulai dari Rp 3.000 untuk kipas dan Rp 5.000 untuk topi. Biasanya, pelanggan melakukan pemesanan dalam jumlah besar, minimal 200 buah, dengan sebagian besar merupakan pelanggan tetap.

Usaha ini menjadi salah satu bukti bagaimana kreativitas dan keuletan mampu mengubah bahan sederhana seperti bambu menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Desa Kasongan pun semakin dikenal, tidak hanya sebagai penghasil gerabah, tetapi juga kerajinan tangan yang inovatif seperti kipas dan topi batik. Bagi wisatawan yang berkunjung, Kasongan adalah destinasi yang kaya dengan cerita inspiratif dari para pengrajin lokal.

Kerajinan kipas dan topi batik karya Mursiyah dan Ponimin tak hanya menambah ragam industri kreatif di Kasongan, tetapi juga membuktikan bahwa warisan budaya dapat terus berkembang dan menembus pasar mancanegara. (*)

sumber : bantulkab.go.id

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Belanja Produk Lokal di DIY Capai Lebih Dari 80 Persen

4 Desember 2024 - 19:19 WIB

Jelang Tahun Baru, Ada Pasar Malem Malioboro di éL Hotel Yogyakarta

2 Desember 2024 - 14:43 WIB

Mandiri Sahabatku 2024, Menanamkan Semangat Wirausaha Bagi Pekerja Migran Indonesia

2 Desember 2024 - 14:00 WIB

Telkomsel Hadirkan BTS Baru Di Desa Singorojo Kendal

28 November 2024 - 17:12 WIB

HIPMI dan DPMPTSP Bantul Gelar Bimtek Perjinan Berbasis Risiko

20 November 2024 - 18:25 WIB

Batik Indigo Bantul, Tembus Pasar Manca Negara

11 November 2024 - 07:21 WIB

Trending di Bisnis