Menu

Mode Gelap

Food & Travel · 7 Sep 2024 WIB

Mie Lethek, Diproduksi Dengan Tenaga Sapi


 Mie Lethek, Diproduksi Dengan Tenaga Sapi Perbesar

KULINER — Biasanya sapi digunakan untuk menarik gerobak atau membajak sawah. Namun di Bantul, Yogyakarta, sejumlah warga memanfaatkan sapi sebagai mesin utama pembuatan mi yang disebut “Mie Lethek” atau Mie Kusam karena warnanya tidak sebening mi pada umumnya.

Proses pembuatan Mie Lethek yang melibatkan tenaga sapi memang sudah cukup langka di era modern. Bayangkan, adonan mi yang beratnya mencapai berton-ton digiling dan diaduk menggunakan silinder besar yang digerakkan oleh seekor sapi. Suara lenguhan sapi berpadu dengan aroma tepung yang khas menciptakan suasana pedesaan yang sangat kental.

Penggunaan tenaga sapi sudah menjadi tradisi turun-temurun. Pembuat mie lethek percaya bahwa tenaga sapi menghasilkan hasil adonan yang lebih merata dan berkualitas. Hal ini karena sapi memiliki tenaga yang kuat dan tahan lama, sehingga sangat cocok untuk pekerjaan berat seperti mengaduk adonan mie.

Selain itu, penggunaan tenaga sapi dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan mesin modern yang membutuhkan bahan bakar fosil.

Mie Lethek sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan resepnya diwariskan secara turun temurun. Mie ini awalnya dibuat oleh masyarakat setempat sebagai makanan pokok pengganti nasi. Sejak dulu, proses pembuatan Mie Lethek masih dilakukan secara tradisional, bahkan hingga saat ini. Salah satu tempat yang terkenal yang masih memproduksi mie ini dengan cara tradisional adalah di Desa Bendo, Kecamatan Trimurti, Kabupaten Bantul.

Beberapa tahun belakangan ini, Mie Lethek mulai banyak dilirik oleh masyarakat luas, terutama pecinta kuliner tradisional dan wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Berbagai rumah makan dan warung di Yogyakarta dan sekitarnya mulai menjajakan Mie Lethek, baik dalam bentuk siap santap maupun dalam bentuk kemasan kering yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

 

Meskipun popularitasnya semakin meningkat, tantangan dalam mempertahankan cara pembuatannya yang tradisional masih ada. Pembuatan Mie Lethek membutuhkan waktu yang lama dan tenaga ekstra, terutama menggunakan sapi, sehingga produksinya menjadi lebih sulit.

Oleh karena itu, upaya untuk melestarikan Mie Lethek sebagai warisan budaya kuliner terus dilakukan, baik oleh produsen lokal maupun pemerintah setempat.  (*/)

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

TM 2, Sentra Belanja Baru di Kawasan Malioboro

13 Januari 2025 - 05:50 WIB

Rebo Rolasan Hotel Platinum Adisucipto Hadirkan Menu Baru.

8 Januari 2025 - 18:43 WIB

Adrem, Kue Seronok Khas Jogja Dengan Rasa Istimewa

4 Januari 2025 - 05:47 WIB

Mendaki Gunung Jelang Tahun Baru Perlu Persiapan. Ini Tips-nya..

30 Desember 2024 - 14:34 WIB

Zona Dinosaurus dan Planetarium Jadi Magnet Baru Taman Pintar

28 Desember 2024 - 18:29 WIB

Perjalanan Nostalgia di Kawasan Imogiri dengan Kelana VW

25 Desember 2024 - 18:15 WIB

Trending di Food & Travel