TEKNO — Petani dan pelaku usaha hortikultura di Kabupaten Sleman kini merasakan manfaat besar dari teknologi solar dryer dome atau alat pengering berbentuk kubah yang memanfaatkan energi matahari. Bangunan ini dibuat dengan bahan polycarbonate yang tahan lama hingga 30 tahun, serta dilengkapi lantai beton untuk menjaga panas yang merata. Kehadiran alat ini diharapkan mampu mengurangi risiko kerusakan produk akibat cuaca, debu, dan serangga, sehingga meningkatkan kualitas serta daya tahan hasil panen hortikultura.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono, menjelaskan pentingnya inovasi ini saat mengunjungi Koperasi Petani dan Pengelola Hortikultura di Purwobinangun, Pakem. Dalam kunjungan tersebut, Suparmono menekankan bahwa alat pengering ini dapat dimanfaatkan sebagai solusi tunda jual bagi produk cabai.
“Dengan solar dryer dome, produk cabai yang dihasilkan akan lebih berkualitas dan memiliki nilai tambah tinggi untuk dipasarkan ke luar daerah,” ujarnya belum lama ini
Suparmono juga mengapresiasi peran bahan polycarbonate pada dome ini yang membantu menjaga aroma dan kualitas rasa produk. Dengan kebutuhan 5 kg cabai segar untuk menghasilkan 1 kg cabai kering, harga cabai kering di pasaran yang stabil di angka Rp70.000 hingga Rp150.000 per kg dianggap dapat menjadi alternatif lebih menguntungkan bagi petani dibanding harga cabai segar. Dengan harga cabai kering yang stabil Suparmono meyakini dapat membantu petani memperoleh keuntungan lebih besar.
Sementara itu Nanang, pengurus Koperasi PPHPM menjelaskan, pengeringan cabai dengan alat ini memberi hasil lebih maksimal dibanding pengeringan tradisional. Pengeringan dengan solar dryer dome menghasilkan cabai kering yang tidak berjamur, lebih higienis, bebas serangga, dan tetap merah cerah .
Selain itu, waktu pengeringan dapat dipersingkat hingga kurang dari tujuh hari dengan tingkat kekeringan mencapai 90-100 persen, jauh lebih cepat dan efektif dibandingkan pengeringan manual yang rentan terkena hujan atau kontaminasi.
Meski demikian, keterbatasan kapasitas alat ini menjadi tantangan tersendiri. Nanang menjelaskan bahwa satu solar dryer dome berkapasitas 24 tray, yang mampu menampung sekitar 240 kg cabai segar per siklus pengeringan. Jumlah ini masih jauh dari kebutuhan harian Koperasi PPHPM yang mencapai 6-9 ton cabai segar, di mana sebagian besar tetap dipasarkan dalam bentuk segar.
Selain untuk meningkatkan stabilitas harga cabai yang fluktuatif, Nanang juga menambahkan bahwa PPHPM tengah menjajaki peluang pemasaran cabai kering.
“Teknis produksi cabai kering sedang kami ujicobakan, sambil membuka peluang pasar agar harga cabai tidak bergantung pada kondisi pasar segar,” jelasnya. (*/)
sumber : slemankab.go.id