FESTIVAL SASTRA — Yogyakarta kembali memperkuat identitasnya sebagai kota budaya dan sastra dengan digelarnya Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2024. Mengusung tema SIYAGA, festival yang berlangsung di Taman Budaya Embung Giwangan, kawasan selatan Yogyakarta, pada 28-30 November 2024 ini mengajak pelaku dan penikmat sastra untuk bersiap menghadapi perubahan dalam lanskap sastra, termasuk intermedialitas dan model baru dalam menikmati karya sastra.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti menyampaikan, FSY 2024 tidak hanya menjadi ruang refleksi, tetapi juga wadah untuk membaca ulang realitas kebangsaan di tengah dinamika sosial-politik. Untuk itu, melalui tema SIYAGA sekaligus sebagai cerminan dari kesiapan sastra dalam merawat demokrasi dan merespons pergeseran budaya.
” Intermedialitas, sebagai salah satu fokus tema, menunjukkan bagaimana teknologi mengubah cara masyarakat menciptakan dan mengonsumsi sastra, melibatkan pelaku baru seperti ilustrator, penerjemah, dan komunitas digital.” ujar Yetti dalam Konferensi Pers FSY 2024 di 101 Style Yogya Senin ( 25/11/2024)
Selanjutnya Yetti menyampaikan, sebagai kota yang kaya akan tradisi sastra, Yogyakarta telah lama menjadi pusat lahirnya karya-karya besar. FSY, yang dimulai pada 2021, berfungsi sebagai perayaan tahunan yang mempertemukan penulis, penyair, seniman, hingga pencinta sastra dari berbagai penjuru nusantara.
” Tiap tahunnya, tema yang diusung mencerminkan hubungan antara sastra dengan nilai budaya lokal sekaligus merespons isu-isu kontemporer.” ujar Yetti
Dijelaskan Yetti, Pada 2021, FSY berlangsung dengan keterbatasan akibat pandemi, Meski demikian FSY mampu menghadirkan Musikal Hanacaraka sebagai karya utama. Kemudian, Tahun berikutnya, FSY mengangkat tema MULIH, yang berarti “kembali,” guna merevitalisasi semangat sastra di Yogyakarta pascapandemi. Pada 2023, tema SILA membawa dimensi refleksi moral dan sosial, menggali potensi sastra dalam menciptakan harmoni di tengah masyarakat dan tahun 2024 ini dipilih tema SIYAGA atau Siaga sebagai upaya agar kita senantiasa waspada terhadap apa yang selama ini telah berhasil dicapai.
Sementara itu, Ketua Tim Kreatif FSY 2024 Paksi Raras Alit menambahkan, FSY 2024 berlangsung selama 3 hari, dimulai dengan panggung pembukaan di amphitheater pada 28 November malam. Dalam salah satu rangakaian kegiatan terdapat Penyerahan penghargaan sayembara puisi dan hal ini menjadi momen penting dari serangkaian kegiatan Festival. Bahkan ada juga penampilan FRAU yang merupakan salah satu talenta musik sastra Yogyakarta.
Keesokan harinya, Gala Dinner Sastra Boga menghadirkan pengalaman unik mencicipi kuliner tradisional Jawa yang terinspirasi dari naskah-naskah klasik, menyelami filosofi di balik kekayaan rasa dan budaya.
Sebagai penutup, malam 30 November diramaikan oleh pertunjukan bertajuk Malam Ini Jokpin Akan Tidur di Matamu, menghadirkan seniman ternama seperti Oppie Andaresta dan Saras Dewi. Acara ini menutup rangkaian festival dengan nuansa reflektif dan penuh kehangatan sastra.
” Melalui FSY 2024, Yogyakarta tidak hanya mempertegas posisinya sebagai kiblat sastra Indonesia, tetapi juga menjadikannya ruang dialog budaya yang hidup. Festival ini menghubungkan tradisi dan modernitas, memastikan sastra tetap relevan di tengah perubahan zaman.” ujar Paksi. (*/)