Menu

Mode Gelap

News · 3 Jan 2025 WIB ·

Awan Garis Lurus Di Atas Merapi . Apa Sebenarnya ?


 Awan Garis Lurus Di Atas Merapi . Apa Sebenarnya ? Perbesar

FENOMENA LANGIT —   Media sosial kembali dihebohkan dengan beredarnya sebuah foto  mengenai fenomena awan  Garis Lurus yang tepat berada diatas merapi.  Banyak yang bertanya-tanya dan mengaku heran dengan  fenomena tersebut karena fenomena itu dianggap sebagai hal yang aneh dan langka.

Awan garis lurus atau contrail sesungguhnya adalah hal yang biasa. Hal itu  merupakan jejak awan yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor.  Misalnya, ketika pesawat terbang melintasi atmosfer pada ketinggian tinggi, hal tersebut dapat menimbulkan jejak putih .

Fenomena ini terjadi karena kombinasi faktor-faktor seperti ketinggian, suhu rendah, kelembaban udara tinggi, dan emisi gas buang pesawat. Gas buang tersebut, yang mengandung air, karbon dioksida, dan uap air, mencapai atmosfer dan mengembun karena suhu rendah, membentuk kristal es yang kemudian bergabung dengan partikel lainnya.

Proses pembentukan awan garis lurus melibatkan beberapa tahapan. Pertama, gas buang pesawat mencapai atmosfer dan berinteraksi dengan suhu rendah dan kelembaban tinggi. Kedua, uap air mengembun dan membentuk kristal es.

Terakhir, kristal es tersebut bergabung dengan partikel lain, membentuk awan garis lurus yang dapat dilihat dari permukaan tanah. Awan ini dapat berbentuk garis lurus atau melengkung, dengan warna putih atau abu-abu, dan tinggi serta panjang yang bervariasi.

Sejumlah  ilmuwan menyatakan bahwa awan garis lurus dapat berubah menjadi awan kumulus atau stratus, tergantung pada kondisi atmosfer. Selain itu, fenomena ini juga dapat mempengaruhi pola cuaca dan kualitas udara. Oleh karena itu, penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan awan garis lurus dan dampaknya terhadap lingkungan.

Dalam konteks ilmiah, awan garis lurus telah menjadi subjek penelitian yang signifikan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) telah melakukan penelitian tentang fenomena ini. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa awan garis lurus memiliki potensi untuk mempengaruhi perubahan iklim dan kualitas udara.

Selain itu,  awan garis lurus dapat mempengaruhi intensitas radiasi matahari yang mencapai permukaan tanah. Hal ini dapat berdampak pada produktivitas pertanian dan ekosistem, sehingga  perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengurangi emisi gas buang pesawat dan mengembangkan teknologi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dapat dicapai melalui pengembangan teknologi pesawat yang lebih ramah lingkungan dan penggunaan bahan bakar yang lebih bersih.

Artikel ini telah dibaca 100 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Selama 2024, Bea Cukai Yogyakarta Sita 1 Juta Batang Rokok Ilegal

23 Januari 2025 - 17:18 WIB

7,8 Persen Pelajar di Kota Yogyakarta Adalah Perokok Aktif

22 Januari 2025 - 09:24 WIB

Stadion Kridosono Akan Diubah Jadi Kawasan Hijau

21 Januari 2025 - 09:47 WIB

Pemda DIY Siapkan Dana Rp.42 M Untuk Dukung Program MBG

20 Januari 2025 - 16:36 WIB

Pameran UNDAGI ke-3 Tampilkan Seni Kriya Unggulan Bantul

18 Januari 2025 - 16:45 WIB

Denda Rp.7,5 Juta Bagi Wisatawan Yang Merokok Di Kawasan Malioboro

12 Januari 2025 - 11:52 WIB

Trending di Buzz